
Dalam merencanakan ekspansi bisnis, pemilihan lokasi cabang baru tidak bisa hanya mengandalkan ketersediaan lahan atau jumlah penduduk. Perilaku konsumen, tren lokal, persepsi masyarakat, hingga kekuatan dan kelemahan kompetitor perlu dipahami secara menyeluruh.
Di era digital, seluruh informasi ini dapat terbaca melalui percakapan online. Di sinilah media monitoring dan social media listening menjadi alat penting bukan hanya untuk memantau reputasi, tetapi juga untuk mengungkap peluang bisnis dan menentukan strategi ekspansi yang tepat.
Bukan Sekadar Memantau: Bagaimana Monitoring & Listening Memberi Insight Bisnis
Keduanya bekerja dengan cara mengumpulkan dan menganalisis percakapan digital berbasis kata kunci. Bedanya ada pada fokus datanya:
- Media Monitoring berfokus pada pemberitaan dan percakapan di media online untuk mengetahui apa yang sedang terjadi terkait brand atau isu tertentu.
- Social Media Listening membaca percakapan di platform sosial untuk memahami bagaimana konsumen berpikir dan merasakan, sehingga menghasilkan insight strategis seperti peluang pasar, preferensi konsumen, dan potensi lokasi ekspansi.
Mengapa Penting untuk Ekspansi Bisnis?
Saat perusahaan ingin membuka cabang baru, beberapa pertanyaan kunci perlu dijawab:
- Apakah ada kebutuhan atau permintaan nyata di wilayah tersebut?
- Bagaimana perilaku konsumen terhadap kategori produk/layanan kita?
- Siapa kompetitor yang dominan dan bagaimana mereka dipersepsikan?
- Apakah brand kita sudah cukup dikenal dan diterima di sana?
Media monitoring dan social media listening membantu menjawab pertanyaan ini melalui data percakapan nyata, bukan asumsi.
1. Mengetahui Demand Lokal
Social listening menunjukkan apa yang paling banyak dibicarakan masyarakat: kebutuhan, keluhan, dan preferensi. Misalnya, jika banyak keluhan terkait sedikitnya fasilitas olahraga kelas komunitas, itu menunjukkan peluang pasar.
2. Menganalisis Kompetitor
Media monitoring dapat menunjukkan:
- Seberapa sering kompetitor dibicarakan
- Keluhan atau kekuatan yang mereka miliki
Insight ini membantu menentukan posisi diferensial saat memasuki pasar baru.
3. Mengukur Sentimen Terhadap Brand
Jika sentimen di area tersebut positif, ekspansi dapat dilakukan lebih cepat. Jika negatif, brand perlu menguatkan komunikasi terlebih dahulu.
4. Menentukan Strategi Komunikasi Lokal
Setiap wilayah memiliki karakter bahasa dan preferensi gaya komunikasi yang berbeda. Social Media Listening membantu menentukan pendekatan yang lebih relevan dan mudah diterima.
Contoh Kasus: Ekspansi Lapangan Padel di Bandung
Sebelum membuka cabang baru, perusahaan melakukan social media listening untuk membaca potensi pasar.
Hasil analisis menunjukkan:
- Volume percakapan meningkat → minat terhadap padel sedang bertumbuh.
- Sentimen positif, namun keluhan tentang lapangan penuh cukup tinggi.
- Geo-tag menunjukkan percakapan paling aktif di area Dago dan Setiabudi → konsentrasi minat terbesar.
- SOV (Share of Voice) mengungkap bahwa kompetitor banyak dibicarakan, namun dominan dengan keluhan layanan → terdapat peluang untuk masuk dengan value yang lebih baik.
Hasil Insight → Keputusan Ekspansi yang Lebih Tepat:
- Membuka cabang di area dengan permintaan tertinggi.
- Menghadirkan konsep lapangan yang nyaman dan estetik untuk mendukung pengalaman bermain.
- Melakukan aktivasi komunitas dan event rutin agar adopsi pasar lebih cepat.
Ekspansi bisnis yang sukses bukan hanya soal memperbanyak cabang, tetapi tentang memahami pasar secara mendalam. Media monitoring dan Social media listening memberikan data yang kuat dan relevan sehingga keputusan ekspansi menjadi lebih tepat, minim risiko, dan berkelanjutan.
Media monitoring dan Social Media Listening dapat membantu Anda dalam:
- Analisis Perilaku Konsumen per Wilayah
- Analisis Kompetitor
- Market Sentiment Mapping
- Rekomendasi Lokasi Ekspansi Berbasis Data
Dengan social media listening, ekspansi dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata, bukan sekadar intuisi. Langkah ekspansi lebih akurat karena kita tahu apa yang dibutuhkan.

